Full lengkap lirik arab dan terjemahan mahalul qiyam saat maulid Nabi Muhammad Shallallohu ‘Alaihi Wasallam.
Lirik dan Terjemahan Sholawatan Mahallul Qiyam
يَانَبِي سَلَامٌ عَلَيْكَ * يَارَسُوْلْ سَلَامٌ عَلَيْكَ
Wahai Nabi, semoga keselamatan tetap untukmu..
Wahai Rosul, semoga keselamatan tetap untukmu..
يَاحَبِيْب سَلَام عَلَيْكَ * صَلَوَاتُ اللهِ عَلَيْك
Wahai kekasih, semoga keselamatan tetap untukmu..
Juga rahmat Alloh semoga tercurah untukmu.
َاَشْرَقَ الْكَوْنُ ابْتِهَاجَا * بِوُجُوْدِ الْمُصْطَفَى اَحْمَدْ
Alam bersinar-seminar bersuka ria..
menyambut kelahiran Al-Musthafa Ahmad.
وَلِاَهْلِ الْكَوْنِ اُنْسُ * وَسُرُوْرٌ قَدْ تَجَدَّدْ
Riang gembira meliput penghuninya..
sambung-menyambung tiada hentinya
َفَاطْرَبُوْا يَااَهْلَ الْمَثَانِي * فَهَزَارُ الْيُمْنِ غَرَّدْ
Bergembiralah, wahai pengikut Al-Quran..
burung-burung kemujuran kini berkicauan.
وَاسْتَضِيْؤُا بِجَمَالِ * فَاقَ فِى الْحُسْنِ تَفَرَّدْ
Bersuluhlah dengan sinar keindahan..
mengungguli semua yang indah tiada bandingan.
وَلَنَا الْبُشْرَى بِسَعْدٍ * مُسْتَمِرٍ لَيْسَ يَنْفَدْ
Kini wajiblah bersuka cita..
Dengan keberuntungan terus-menerus tiada habisnya.
حَيْثُ اُوْتِيْناَ عَطَاءَ * جَمَعَ الْفَخْرَالْمُؤَبَّدْ
Manakala kita beroleh anugerah..
Padanya terpadu kebanggaan abadi.
َفَلِرَبِّي كُلُّ حَمْدٍ * جَلَّ اَنْ يَحْصُرَهُ الْعَدْ
Bagi Tuhan segala puji..
tiada bilangan mampu mencakupnya.
اِذْحَبَانَابِوُجُوْدِ اَلْ * مُصْطَفَى الْهَادِي مُحَمَّدْ
Atas penghormatan dilimpahkan-Nya bagi kita..
dengan lahirnya Al-Musthafa Al-Hadi Muhammad.
◦•●◉◉●•◦
مَرْحَبًامَرْحَبًا يَانُوْرَالْعَيْنِ * مَرْحَبًامَرْحَبًاجَدَّ الْحُسَينِ
Selamat Datang Wahai Cahaya Mataku
Selamat Datang Wahai Kakeknya 2 Husain
مَرْحَبًا يَارَسُوْلَ اللهِ اَهْلًا * مَرْحَبًا بِكَ اِنَّا بِكَ نُسْعَدْ
Ya Rasulullah, selamat datang, ahlan wa sahlan..
Sungguh kami beruntung dengan kehadiranmu
مَرْحَبًا وَبِجَاهِه يَااِلَهِي * مَرْحَبًاجُدْوَبَلِّغْ كُلَّ مَقْصَدْ
Ya Ilahi, ya Tuhan kami..
semoga Kau berkenan memberi nikmat karunia-Mu,
menyampaikan kami ke tujuan idaman..
demi ketinggian derajat Rasul di sisi-Mu
وَاهْدِنَانَهْجَ سَبِيْلِه * كَيْ بِهِ نُسْعَدْ وَنُرْشَدْ
Tunjukilah kami jalan yang ia tempuh..
agar dengannya kami bahagia beroleh
kebaikan melimpah
رَبِّ بَلِّغْنَا بِجَاهِه * فِى جِوَارِه خَيْرَ مَقْعَدْ
Rabbi, demi mulia kedudukannya di sisi-Mu..
tempatkanlah kami di sebaik tempat di sisinya
وَصَلَاةُ اللهِ تَغْشَى * اَشْرَفَ الرُّسْلِ مُحَمَّدْ
Semoga shalawat Allah meliputi selalu..
rasul termulia, Muhammad
وَسَلَامٌ مُسْتَمِرٌّ * كُلَّ حِيْنٍ يَتَجَدَّدْ
Serta salam terus-menerus..
silih berganti setiap saat…
َصَلَّى الله عَلىَ مُحَمَّد * صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم
Sholawat atas Muhammad…
sholawat atas keluarga serta keselamatan atasnya..
رَبِّ فَااغْفِرْلِي ذُنُوْبِي * بِبَرْكَةِ الْهَادِي مُحَمَّد
رَبِّ فَاجْعَلْ مُجْتَمَعْنَا * غَايَتُه الْحُسْنُ الْخِتَامِ
وَاعْطِنَا مَاقَدْ سَأَلْنَا * مِنْ عَطَايَكَ الْجِسَامِ
َاكْرِمِ الْاَراَحَ مِنَّا * بِلِقَاءِ خَيْرِ الْاَنَامِ
َابْلِغِ الْمُخْتَارَ عَنَّا * مِنْ صَلَاةٍ وَسَلَامٍ
Sejarah Mahallul Qiyam, Berdiri Saat Pembacaan Maulid Nabi
Mahallul Qiyam merupakan aktifitas yang ada dalam kegiatan rutin umat Islam Ahlussunnah Wal Jama’ah dalam pembacaan kitab-kitab maulid nabi Muhammad dan lain sebagainya. Dan biasanya dibacakan bersama jamaah dengan berdiri ketika membaca shalawat. Hal ini merupakan salah satu bentuk penghormatan dari umat muslim kepada Nabi Muhammad SAW.
Bagi kalangan ahlus sunnah, selawat menjadi rutinitas setiap hari meski dengan selawat yang paling singkat “shallu alaihi wa sallam.”
Terlebih lagi bagi kita orang Indonesia, selawat akan lebih semarak di masjid-masjid ketika bulan maulid (Rabiul Awwal) tiba. Sebab, pada bulan itulah Nabi Muhammad saw dilahirkan sehingga selawat adalah cara untuk menyambut lahirnya kekasih Allah itu.
Biasanya, pemimpin selawat akan membacakan berbagai rawi dan sejarah perjalanan hidup Nabi, pujian-pujian, doa, dan syair-syair kerinduan.
Dalam pembacaan kitab-kitab selawat seperti maulid Ad-Dhiba’i, maulid Al-Barzanji, maulid Simtuddhurar, maulid Adh-Dhiya’ullaami’ dan yang lainnya, selalu ada sesi berdiri. Berdirinya para jemaah dari duduknya itu khususnya ketika sampai pada bagian mahalul qiyam.
Sebagian dari kita mungkin pernah bertanya mengapa saat sampai pada bagian mahalul qiyam harus berdiri.
Adalah Tajuddin As-Subkhi, seorang ulama ahli hadis yang mengawali anjuran berdiri ketika sampai pada bagian mahalul qiyam. Ia merupakan ulama yang telah mencapai derajat hujjatul islam (orang yang hafal lebih dari tiga ratus ribu hadis, dengan seluruh sanad dan matannya).
Suatu ketika, Tajuddin As-Subkhi tengah berselawat dengan para muridnya dan beberapa ulama. Tiba-tiba ia memegang tongkatnya dan berdiri yang kemudian diikuti oleh seluruh jemaah yang hadir.
Para ulama menilai apa yang dilakukan Tajuddin As-Subkhi tersebut sebagai bentuk penghormatan kepada Rasulullah saw.
Sayid Bakri bin Sayid Muhammad Syatha Ad-Dimyathi dalam I‘anatut Thalibin berpendapat;
“Sudah menjadi tradisi bahwa ketika mendengar kelahiran Nabi Muhammad saw disebut-sebut, orang-orang akan berdiri sebagai bentuk penghormatan bagi rasul akhir zaman. Berdiri seperti itu didasarkan pada istihsan (anggapan baik) sebagai bentuk penghormatan bagi Rasulullah saw. Hal ini dilakukan banyak ulama terkemuka panutan umat Islam.”
Dari penjelasan di atas, berdiri saat selawat adalah sesuatu yang baik karena sebagai wujud penghormatan kepada Rasulullah saw. Sebab, selawat adalah cara untuk melampiaskan kerinduan kepada Nabi Muhammad dan yakin bahwa Nabi hadir dalam hati kita.